top of page

Posthumanism in Architecture

  • kommunarszine
  • May 15, 2019
  • 2 min read

Dengan munculnya kecerdasan buatan, virtual reality, perubahan iklim, dan tantangan terhadap gagasan subjektivitas, mungkin kita sedang bergerak ke era yang diberi label Post-humanism. Bukan hanya munculnya bioteknologi yang baru, posthuman juga didasarkan pada gagasan filosofis abad kesembilan belas yang mempertanyakan dasar identitas manusia, yang dihubungkan sejak Abad Pencerahan dengan kebebasan dan kesadaran diri. Perspektif posthuman dalam studi budaya dan sains menyoroti bahwa manifestasi manusia akan terus berubah.


Dalam ‘The Posthuman Manifesto’, Robert Pepperell menyatakan bahwa "Tubuh manusia tidak memiliki batas (...) Kesadaran (pikiran) dan lingkungan (kenyataan) tidak dapat dipisahkan; mereka terus menerus (...) Tidak ada yang eksternal bagi Manusia, karena luasnya Manusia tidak dapat ditentukan ".


Dengan kata lain Pepperell menyatakan bahwa lingkungan dan manusia adalah bagian dari hal yang sama; ubah satu, maka yang satunya akan ikut berubah. Hal ini berarti bahwa arsitektur, yang memainkan peran penting dalam mendesain lingkungan; juga memainkan peran penting dalam mendesain manusia. Dengan bantuan teknologi masa kini, kita dapat memahami lebih baik tentang lingkungan alam sebagai dasar penyusunan ruang spasial. Bukan hanya mengenai kondisi lingkungan tersebut, tapi teknologi membantu penemuan baru tentang banyak subjek atau spesies lain di dalamnya, contohnya adalah mikroba dan bakteri. Lalu dengan adanya pengetahuan tersebut, mengapa rancangan arsitektur masih sering terfokus hanya pada manusia?


Mungkin rekonsiliasi kita dengan ego kita sendiri dari sudut pandang arsitekur dapat dimulai dengan paham Posthumanism dalam bentuk kritik terhadap pandangan anthropocentrism yang mengutamakan kepentingan manusia dalam mendesain lingkungan. Namun kritik tersebut bukan berarti menyingkirkan manusia sepenuhnya sebagai subjek dari tujuan proses desain, tapi untuk tidak hanya mengutamakan manusia dalam tujuan proses desain arsitektur.


Penggunaan teknologi untuk membangun lingkungan baru bagi beragam spesies adalah salah satu gagasan yang lahir dari pemikiran posthumanism, yang kemudian akan melahirkan pertanyaan-pertanyaan baru; misalnya tentang apa yang benar-benar kita ketahui tentang lingkungan alam sebelumnya, dan bagaimana teknologi yang lebih baru memungkinkan kita untuk memahami sifat alam yang lama untuk membentuk alam yang baru? Bahkan mungkin jawaban dari pertanyaan tersebut dapat menimbulkan pertanyaan baru mengenai batasan antara teknologi dan alam; apakah teknologi adalah alam yang baru? Atau apakah alam adalah teknologi dalam bentuk lain?


Posthumanism menuntut arsitektur untuk melihat kembali keterikatan manusia, teknologi, dan alam dalam lingkungan binaan, dan mungkin itu sebabnya kita membutuhkannya dalam era yang seringkali dihantui oleh masa depan dystopia.


Comments


  • Black YouTube Icon
  • Black Instagram Icon

©2019 by Kommunars

bottom of page